Semar Boyong / Sekar Pudhak Tunjung Biru

Lakon Semar Boyong , juga terkenal dengan lakon Sekar Pudhak Tunjung Biru dalam Gagrak Yogyakarta . Karena lakon seru ini sangat populer di DIY & Jawa Tengah ketika di bawakan oleh almarhum Ki Hadi Sugito ( dalang kondang DIY ).

Mengisahkan perebutan kembang Kahyangan yang dinamai Sekar Pudhak Tunjung Biru , antara Lesmana Widagdha dari Pancawati dan Arjuna.

Kala itu Padukuhan Karang Kadhempel atau Klampis Ireng , kedatangan tamu agung dua negeri sekaligus .
Yaitu R.Lesmana Widagdha dari Pancawati dan R.Arjuna dari Amartha.
Kedua nya sebagai utusan dari masing - masing kerajaan tersebut.
Aneh nya tujuan nya sama ,tak lain ingin memboyong Ki Lurah Semar Badranaya.



Kedua Kerajaan tersebut sedang terkena Pageblug Mayangkara atau banyak kawula nya prihatin tertimpa berbagai musibah.
Dan ketika Prabu Rama Wijaya mengheningkan cipta ,dapat petunjuk bahwa berbagai kesulitan akan hilang bila negara ada Ki Lurah Semar sebagai pengasuh / pamomong.
Hasil yang sama pula diterima ketika Prabu Punthadewa mengheningkan cipta,berdoa memohon petunjuk.


Dengan bijak Ki Lurah Semar mengadakan sayembara , siapa yang bisa menghadirkan kembang yang disebut Sekar Pudhak Tunjung Biru ? Dialah yang akan diikuti oleh Ki Lurah Semar.

Berangkatlah kedua ksatria tersebut ke kahyangan Suralaya , disanalah satu - satu nya Sekar Pudhak Tunjung Biru berada.
Lesmana Widagdha melesat cepat , sebagai adik Rama Wijaya jelas sakti madraguna.
Arjuna butuh bantuan Gathotkaca untuk sampai ke Kahyangan.

R.Lesmana lebih dulu berhasil membawa bunga tersebut , dan segera turun ke bumi.
Tak mau gagal total Arjuna menghadang Lesmana , meminta paksa kembang yang dibawa nya.
Terjadilah perang hebat kedua ksatria sakti.

Merasa berhasil merebut bunga yang di idamkan Arjuna segera lari ke Klampis Ireng. Sementara Lesmana pun merasa kembang nya masih dalam genggaman nya , segera pula menuju Klampis Ireng.

Sesampai nya di hadapan Semar , Arjuna menyuguhkan bunga berupa bunga nya saja . Dan Lesmana memberikan kembang yang ternyata tinggal tangkai nya . Sebab tanpa sepengetahuan Lesmana bunga nya direbut Arjuna.

Seperti biasa Semar dengan  bijak , berhasil meredakan ketegangan antara kedua ksatria tersebut. Karena yang satu hanya dapat kembang dan yang satu hanya tangkai nya , maka disuruh lah kedua ksatria tersebut menunggu apa yang akan terjadi setelah bunga dan tangkai nya disatukan oleh Semar.

Dengan konsentrasi penuh Semar berdoa , disatukan kedua bagian yang terpisah dari Sekar Pudhak Tunjung Biru tepat di depan rambut kuncung nya.
Muncul cahaya biru terang membuat yang menyaksikan saling terkesima.
Hilang nya cahaya muncul lah dihadapan Ki Lurah Badranaya , bidadari anggun nan jelita. Dialah istri Sanghyang Ismaya ( Semar ) yang sejati nya seorang dewa.

Bidadari yang bernama Dewi Kanestren ini , memang disuruh Semar untuk jadi kembang agar tau sejati nya siapakah ksatria yang akan diikuti Semar?
Dewi Kanestren menuturkan bahwa Darma Prabu Rama Wijaya sebagai titisan Bathara Wisnu di bumi sudah selesai.
Tugas utama Rama dan seluruh punggawa Pancawati memerangi angkara murka , yang diciptakan Dasamuka / Rahwana sudah berakhir.
Dan Darma berikut nya menitis ke Prabu Kresna dan Arjuna, guna memerangi angkara yang ditebarkan Kurawa.

Seperti sebelum nya Bathara Wisnu menitis membelah dua ,yaitu Rama & Lesmana .
Titisan ke - empat nya kepada Kresna & Arjuna. Kelima akan menitis ke Prabu Angling Dharma , keenam ke - Prabu Jayabaya dan yang terakhir ke - Prabu Brawijaya. Setelah itu berakhir lah , dan berganti ke jaman muncul dan berkembang pesat Islam di Jawa hingga Nusantara.

Setelah mendengarkan penjelasan Dewi Kanestren , Rama Wijaya beserta seluruh punggawa nya menitipkan Dharma ke para ksatria Pandhawa , lalu mokswa.
Rama merasuk ke Kresna , Lesmana ke Arjuna , Sugriwa ke Gathotkaca , Gunawan Wibisino menjadi pertapa , Anila dan pasukan kera Panchawati dihantarkan dengan kesaktian Kresna , berhasil ikut mokswa. Sementara Anoman bertemu dan bergabung dengan titisan Bathara Bayu , yaitu Wrekudara.
Anoman diberi umur panjang , hingga mokswa nya nanti saat menemukan ksatria kembar yang sedang babad alas / hutan Kediri.

Ki Lurah Semar Badranaya dikisahkan seterus nya akan menjadi pamomong ksatria - ksatria tanah Jawa.


Comments