Dalam gagrag Surakarta lakon ini juga terkenal dengan lakon Wiratha Parwa.
Dikisahkan Rajamala yang menjadi senopati andalan negeri Wiratha , dijadikan alat oleh Patih Kencaka dan Rupakenca untuk membuat huru - hara di Wiratha.
Rajamala ingin naik tahta menggantikan Prabu Matswapati yang sudah tua.
Namun sebenarnya Rajamala memang tidak punya hak atas tahta Wiratha , sebab Rajamala hanya anak tiri Prabu Basukhunti.
Berbeda dengan anak kandung Prabu Basukunthi yang semua nya manusia normal. Rajamala adalah manusia setengah raksasa , anak kandung raja raksasa dari Gua Barong.
Disisi lain Rajamala dengan segudang kesaktian nya , menjadi banteng nya Wiratha . Peran nya menjaga ketentraman negeri Wiratha sangat besar , sehingga negara - negara lain silau dan enggan mengusik apalagi berminat menjajah Wiratha.
Rajamala diracuni otak nya oleh Patih Kencaka dan Rupakenca , dengan iming - imingi tahta Wiratha.
Kencakapura menggempur Wiratha , ksatria - ksatria Wiratha keteteran meladeni Rajamala.
Hingga dengan dalih menghindari jatuh nya korban banyak , Patih Kencaka mengirim tantangan sayembara dan tidak ada pilihan lain Prabu Matswapati agar menerima nya.
Kencaka sadar jika perang terus berlanjut , meskipun pihak nya yang menang kelak dia akan memulihkan banyak kerusakan akibat perang, sehingga memilih mengadakan sayembara.
Di Kepatihan Kencapura , Maha patih Kencaka terang - terangan menantang Prabu Matswapati untuk bertaruh.
Yang menjadi taruhan negeri Wiratha seisi nya , siapapun yang menang berhak atas Wiratha sepenuh nya. Sedangkan yang kalah harus menyingkir , meninggalkan semua yang dimiliki nya di Wiratha , termasuk tahta.
Baca juga : Bedah Lokapala
Baca juga : Bedah Lokapala
Patih Kencaka mengajukan jago nya Rajamala , dan Prabu Matswapati diminta menyediakan jago dari pihak Kraton Kasepuhan Wiratha.
Arya Prabu dan Ugrasena , adik Prabu Matswapati menemukan jago dari Jagal Walakas. Seorang jagal atau penyembelih hewan ternak bernama Jagal Abilowo , dari Jagal Walakas daerah pejaggalan yang masih ada dibawah pemerintahan Wiratha.
Di alun - alun besar Wiratha Rajamala terpingkal - pingkal mengejek jago yang diajukan dari Kraton Kasepuhan .
Bukan prajurit punya pangkat , atau ksatria yang kondang kesaktian nya yang dijadikan jago . Namun orang dari pelosok kampung yang memiliki kesan sangat lugu.
Memang sebelum nya Arya Prabu menawarkan baju senopati agar dipakai Jagal Abilowo dalam sayembara. Namun ditolak oleh sang jagal , dia bersedia maju sebagai jago tidak ingin untuk dilihat gagah , apalagi menginginkan hadiah .
Hati nya terpanggil untuk bela negeri nya , menurut nya selama kepemimpinan Prabu Matswapati , Wiratha negeri yang makmur rakyat nya dan sang raja berlaku sangat bijaksana layak jadi panutan .
Lain dengan Kencaka , Rupakenca ,dan Rajamala ketiga nya selalu memamerkan ambisi dan kepongahan.
Dengan suara menggelegar laksana guntur Jagal Abilowo membentak Rajamala , bahwa kesombongan nya tentang nama besar nya sebagai senopati tangguh Wiratha akan segera berakhir. Dan kesombongan tersebut lah yang akan mengantarkan nya ke neraka.
Perang seru pecah jadi tontonan penuh sorak - sorai kedua kubu yang bertikai.
Saling menjatuhkan silih berganti dengan pukulan dan tendangan.
Rajamala berhasil membuat Bilowo terhuyung - huyung dengan pukulan telak.
Tapi dalam hati nya Rajamala juga kaget , selama hidup nya bertarung baru kali ini orang yang terkena pukulan maut nya mampu bertahan.
Laksana banteng kesakitan Bilowo merasa tertekan kekuatan asli nya muncul , di dalam dirinya menitis kekuatan seratus gajah dari warisan Gajah Antisura.
Rajamala terdesak , berhasil dicekik leher nya serta tubuh nya diangkat keatas .
Sementara dari kuku jempol Bilowo muncul Kuku Pancanaka tajam laksana trisula , ditancapkan kuat ke dada Rajamala .
Jebol dada sang Rajamala , robek jantung nya dan tewas seketika.
Melihat Rajamala terbunuh , Kencaka membopong mayat Rajamala dan menceburkan nya ke dalam Sendang Watari . Aneh terkena basuhan air sendang Rajamala hidup kembali , segar bugar tertawa lantang menggema.
Rajamala melompat ke arena alun - alun Wiratha menantang kembali Abilowo.
Kali ini Rajamala juga membawa senjata pamungkas nya Gada Singo Barong .
Bilowo kembali terhuyung terkena hantaman Gada Rajamala , lalu segera mengambil pula Gada milik nya.
Rajamala tewas ,remuk dihajar Abilowo dengan Gada nya .
Segera Kencaka kembali menceburkan Rajamala ke Sendang Watari.
Kandhi Wrehatnala seorang penari istana , secara diam - diam melepaskan panah kyai Bramastha ke air sendang.
Daya sakti yang keluar dari panah Kyai Bramastha membuat air sendang mendidih bergejolak .
Kali ini bukan nya sembuh seperti sediakala Rajamala justru badan nya hancur oleh panas nya air Sendang Watari.
Kejadian tewas nya Rajamala membuat Patih Kencaka makin kalap .
Semula dia menaruh hati pada Salindri emban pengasuh di kaputren Wiratha.
Dikejar nya Salindri , dipaksa agar bersedia menjadi istri nya.
Salindri berlari jauh hingga ke Jagal Walakas , dia meminta perlindungan pada Jagal Abilowo.
Sesampai nya di hadapan Bilowo , Kencaka sangat kesal karena lagi - lagi niat nya digagalkan Abilowo.
Bersama adik nya Rupakenca , berdua dia mengeroyok Jagal Abilowo.
Saat Kencaka tewas , ketika dilangkahi mayat nya oleh Rupakenca maka dia bisa hidup lagi.
Begitu juga ketika yang tewas Rupakenca , selalu hidup kembali saat dilangkahi Kencaka.
Tak kehabisan akal Abilowo berhasil meringkus Rupakenca ,dan Kencaka bersamaan .
Dengan hentakan keras kedua kepala Kencaka dan Rupakenca dibenturkan , seperti layak nya adu banteng .
Pecah kepala kedua ksatria tersebut dan tewas bersamaan.
Geger kembali terjadi Prabu Susarman dan pasukan nya menggempur Wiratha , dia datang tak sendiri dibantu Astina dengan ribuan pasukan ikut menggempur dari sisi belakang.
Prabu Susarman berhasil menyeret Prabu Matswapati , dengan pedang terhunus dia hendak memenggal Prabu Matswapati di alun - alun .
Jagal Abilowo berhasil menyambar Prabu Matswapati dan diselamatkan dari tangan Prabu Susarman.
Marah besar Prabu Susarman melihat sandera nya dirampas Bilowo.
Duel antar kedua nya tak terhindarkan , namun Prabu Susarman bukan lawan seimbang buat Jagal Abilowo.
Prabu Susarman nyaris dibunuh Abilowo , tapi dicegah oleh Dwija Kangko . Karena Prabu Susarman sudah sangat ketakutan dan minta ampun, mengharap belas kasihan.
Prabu Susarman berterima kasih pada Dwija Kangko , karena berkat dia Abilowo membatalkan niat nya menghabisi diri nya.
Dia juga bersumpah , jika suatu saat Dwija Kangko butuh apa saja bantuan dari nya dia bersedia membantu.
Dari arah belakang Wiratha pasukan Kurawa terus merangsek , membuat prajurit Wiratha makin terdesak.
Kandhi Wrehatnala melepaskan panah kyai Pasopati ke arah pasukan Astina / Kurawa.
Suara panah menggelegar diangkasa , panah sakti pemberian dewa . Memancarkan gumpalan api disertai suara keras laksana seribu guntur , pasukan Kurawa serentak mundur lari kocar - kacir menyelamatkan diri.
Setelah prahara di Wiratha padam , dan keadaan kembali tentram Prabu Matswapati memanggil Jagal Abilowo , Kandhi Wrehatnala , Dwija Kangko , Sapen dan Rumpen .
Diluar dugaan kelima orang tersebut yang rakyat jelata bukan prajurit , namun memiliki kemampuan bela negara layak nya ksatria - ksatria besar Wiratha.
Mereka berlima bahu membahu mengerahkan kemampuan nya.
Sapen dan Rumpen yang sehari - hari nya sebagai pengurus kuda pun , ketika perang pecah maju sebagai prajurit yang sangat digdaya.
Prabu Matswapati orang yang waskita meskipun sudah tua , beliau mengetahui setelah kelima pahlawan berkumpul di jamuan istana.
Saat itu dia teringat kelima cucu nya di Astina , anak Prabu Pandhu .
Prabu Matswapati dan Prabu Basukunhi ayah dari Dewi Kunthi adalah kakak adik.
Setelah diamati betapa terharu nya Prabu Matswapati melihat yang dihadapan nya adalah kelima cucu nya , yaitu Pendawa Lima .
Sedangkan Salindri adalah Dewi Drupadi ,istri Punthadewa.
Dari sifat nya yang menuruni Prabu Pandhu yang penuh kederhanaan serta mewarisi kesaktian nya.
Sedangkan Salindri adalah Dewi Drupadi ,istri Punthadewa.
Dari sifat nya yang menuruni Prabu Pandhu yang penuh kederhanaan serta mewarisi kesaktian nya.
Terheran - heran sang Raja , mengapa kelima cucu nya menyamar jadi rakyat jelata di Wiratha.
Tapi itulah keluhuran budi para Pandawa Lima , tidak ingin merepotkan orang lain meskipun dia punya darah bangsawan Wiratha dari garis ibu.
Sementara kelak di lakon Baratha Yudha , Prabu Susarman membantu para Pandhawa memerangi Kurawa.
Meskipun akhir nya gugur dalam perang besar Prabu Susarman, telah menepati sumpah nya.
Prabu Matswapati menghadiahi hutan Mertani atau Alas Wisamartha untuk para Pandhawa mendirikan perdikan.
Comments
Post a Comment