Lakon Gojali Suta atau Samba Juwing mengisahkan pertemuran Anak melawan Bapak ( Gojali Suta ).
Salah satu anak dari Prabu Kresna ,yaitu Raden Setijo , menjadi raja di Trajutrisno setelah membunuh Raja Trajutrisno Prabu Bomantara Boma .
Yang kala itu mengamuk di Kahyangan Suralaya , dan R.Setijo sebagai jago nya dewa berhasil menumpas nya.
Tewas nya Bomantara Boma oleh Setijo , membuat Ajian andalan nya Aji Pancasona menitis ke R.Setijo.
Setelah menjadi Raja di Trajutrisno , R.Setijo pun menggunakan nama Bomantara menjadi gelar nya.
Ayahanda nya Prabu Kresna , menitipkan seorang putra nya dari Parang Garuda ( Raden Samba ) untuk mendampingi Setijo di Trajutrisna. Prabu Kresna khawatir sebab Kerajaan Trajutrisno , negeri nya para Raksasa . Sehingga Setijo butuh pendamping ksatria hebat , terlebih masih adik tiri ( satu ayah lain ibu ).
Seiring berjalan nya waktu , pengaruh buruk dari Aji Pancasona mulai merasuki Setijo Bomantara. Yang dulu nya dia ksatria pembela kautaman , menjadi sedikit demi sedikit bergeser sikap nya.
Hingga puncak nya saat sang permaisuri Dewi Aktyanawati berselingkuh dengan R.Samba.
Dewi Aktyanawati juga memiliki permintaan aneh ,yaitu meminta dibuatkan jalan dari Trajutrisno berupa jalan pintas yang terhubung ke Dwarawati.
Aneh karena jalan pintas ini akan membelah Astana Gadha Magana , wilayah negari Mandhura.
Baca juga : Wahyu Senopati
Baca juga : Wahyu Senopati
Saking cinta nya pada sang istri meskipun sangat berat permintaan nya dituruti oleh Setijo Bomantara . Juga berkat pengaruh buruk ajian Pancasona , Setijo melanggar batas negara lain tanpa meminta persetujuan Prabu Baladewa pemilik Mandhura.
Parah nya lagi Astana Gadha Magana adalah tempat sakral untuk pemakaman keluarga raja-raja Mandhura.
Saat pasukan raksasa Trajutrisno mengobrak - abrik Astana Gadha Magana , salah satu anak Prabu Kresna lain nya yang menjadi Resi / Pandhita di daerah tersebut yang bernama Resi Gunadhewa menghentikan nya.
Perang tanding tak terhindarkan , meski sakti mandraguna Resi Gunadhewa gugur dikeroyok raksasa Trajutrisno .
Anak dari Prabu Baladewa ,yaitu Raden Wisatha mengetahui Resi Gunadhewa gugur ikut maju berperang.
Berhasil mengalahkan banyak raksasa Trajutrisno , namun ketika melawan Detya Yayah Kriwa Raden Wisatha gugur.
Dilain tempat Prabu Setijo Bomantara mengejar R. Samba yang membawa lari Dewi Aktyanawati , dihadang R.Arjuna.
Sebagai paman Arjuna menasehati Setijo , agar masalah ini diselesaikan bersama di Dwarawati bersama sang ayah ( Prabu Kresna ).
Tetapi Setijo sudah terlanjur kalap diracuni pula pemikiran licik dari bawahan nya Panchatyana . Arjuna dianggap penghalang dan dilawan nya .
Duel antara Setijo dan Arjuna berlangsung sengit , keteteran Setijo memanah Arjuna dengan Jemparing Wisnawa .
Arjuna terkena panah ,tersungkur tak sadarkan diri.
Kesempatan itu digunakan Setijo untuk menghabisi Samba , emosi yang sudah memuncak R.Samba di juwing - juwing ( di bunuh secara keji : dipotong - potong jasad nya ) .
Tak kalah seru , mendengar putra nya gugur Baladewa mengamuk menghabisi barisan raksasa Trajutrisno di Astana Gadha Magana. Puluhan raksasa jebol dada nya tertusuk senjata pamungkas Nenggala milik Baladewa. Tak terkecuali si Yayah Kriwa ,pelaku yang menewaskan R.Wisatha.
Prabu Kresna mengambil langkah bijak , mau tak mau Gojali Suta terjadi ( perang anak lawan bapak ) . Demi menumpas angkara murka , diutus nya R.Gathotkaca menandingi Setijo Bomantara.
Duel dua Raja tangguh Pringgodhani vs Raja Trajutrisno jadi tontonan kawula dan para prajurit.
Gathotkaca bisa terbang , Setijo punya burung garudha bernama Wil Muna yang dijadikan tumpangan .
Sehingga duel sengit tak hanya didarat ,sering juga di antariksa.
Arjuna yang telah sadar kembali ,segera membidik Garuda Wil Muna yang terbang ditùmpangi Setijo . Dasar sang Arjuno selalu titis urusan memanah , terkena Jemparing Pasopati Wil Muna jatuh dan tewas seketika.
Setijo berkali - kali tewas terkena Aji Norontoko & Brajamusthi milik Gathotkaca. Namun daya magis Aji Pancasona ,membuat nya selalu hidup kembali.
Melihat ini Kresna maju menghadang Setijo , wibawa tinggi titisan Bathara Wisnu membuat Setijo luntur kesaktian nya.
Sikap brangasan nya pun lenyap ,kembali seperti Setijo yang dulu sopan dan lembut khas ksatria sejati.
Kresna menasehati ,sudah saat nya Aji Pancasona dilarung meskipun harus Setijo ikut gugur.
Setijo pun merasa salah dan bisa mengerti , R.Samba memang salah namun membunuh secara keji bukan lah watak luhur seorang ksatria. Selain itu jatuh korban pula Resi Gunadhewa , R.Wisatha ,dan merusak makam Astana Gadha Magana .
Daripada kekacauan terus berlanjut ,menimbulkan korban orang tak berdosa , diri nya rela gugur demi kebaikkan .
Diruwatlah Setijo oleh Kresna , dengan senjata Cakra dihantamkan ke badan Setijo .
Kesaktian Cakra Baskara membuat Setijo Bomantara terlempar ke angkasa dan gugur . Sebelum jasad nya jatuh ke bumi secepat kilat disambar Gathotkaca . Itu juga menjadi permintaan Setijo pada Gathotkaca , meski sesudah bertempur hebat sebagai lawan .
Setijo sadar itu salah , dan dengan cara itu agar dia tak hidup lagi .
Disaat bersamaan ibu Dewi Pertiwi , ibu kandung Setijo yang sejati nya dari Kahyangan diiringi bidadari menjemput Setijo dan jasad nya .
Setijo gugur bersama ilmu andalan nya lenyap , tak bisa hidup lagi karena jasad nya pun tak bisa menyentuh bumi . Dibawa ke Kahyangan bersama sang ibunda Dewi Pertiwi .
Comments
Post a Comment