Aji Naranthaka / Wisanggeni Gugat

Lakon Aji Narantakha dikenal juga dengan lakon Wisanggeni Gugat ,sebab dikisahkan :
Anak - anak Pandhawa ,antara lain Gathotkaca , Antorejo , Antasena, Wisanggeni punya inisiatif meminta bagian warisan Negara Astina untuk Pandhawa.
Dan Wisanggeni sendiri yang mewakili putra Pandhawa lain nya menghadap Prabu Duryudhana .
Sementara tak jauh dari Astina yaitu ditepian Tegal Kurusetra , Gathotkaca , Antorejo , Antoseno menunggu sambil berlatih perang .

Meskipun memang Pandhawa punya hak atas Kerajaan Astina sebagai anak Prabu Pandhu , namun Duryudhana keberatan membagikan separuh negara nya.
Disaat bersamaan negara Astina kala itu sedang kedatangan tamu dari Negeri Parang Kusuma.
Resi Dewantaka utusan Raja Dewa Kathong berniat melawar Dewi Lesmana Wati , anak Suyudhana / Prabu Duryudhana.

   Sebelah kiri Dursala , kanan Gathotkaca 

Kelicikan Sengkuni pun berperan besar , segera dia merancang siasat .
Wisanggeni disuruh menunggu diluar Kraton , sementara lamaran dari Parang Kusuma diterima namun dengan satu syarat.
Tak lain syarat nya Prabu Dewa Kathong mampu mempersembahkan kepala Wisanggeni .

Tak hanya itu , kabar yang sedang heboh di Astina tentang anak Dursasana yaitu Dursala telah mendapat ilmu Limarasara .
Ajian sakti yang didapatkan dari guru nya Resi Dursila Gangga.
Dibujuk nya Dursala oleh Sengkuni untuk menandingi anak - anak Pandhawa di Tegal Kurusetra.
Jika berhasil membunuh mereka separuh wilayah Negara Astina menjadi hadiah buat Dursala.

Baca juga : Gojali Suta / Samba Juwing


Iming - iming hadiah yang besar tanpa pikir panjang diterima oleh Dursala.
Singkat cerita Dursala bertanding menghadapi Gathotkaca , menjadi pertarungan sengit.
Gathokaca yang terkenal sakti mandraguna ,melawan Dursala dengan ilmu andalan nya.

Adu tenaga dan olah kanuragan Dursala bukan lawan sebanding Gathotkaca , babak belur dihajar putra Bima ini.
Dursala mengeluarkan Aji Limarasara , daya magis ajian tersebut menimbulkan angin puting beliung yang membawa racun.
Terkena Aji Limarasara , Gathotkaca tersungkur lemas.
Anoman yang melihat dari dahan pohon tragedi ini , segera membopong Gathotkaca untuk diselamatkan .

Dibawa nya Gathotkaca ke Resi Seto , yang tak lain Eyang dan guru nya Gathotkaca.
Oleh Resi Seto , Gathotkaca bukan cuma disembuhkan tapi juga di beri Aji Noronthoko .
Resi Seto juga menasehati agar ilmu tersebut untuk digunakan sebaik - baik nya.
Termasuk untuk memperingatkan Dursala agar tak semena - mena , dengan Aji Limarasara nya yang digunakan untuk memenuhi keserakahan nya.

Gathotkaca segera terbang , berangkat ke medan perang lagi. Kaget lah anak - anak Kurawa melihat Gathotkaca yang masih hidup setelah terkena Aji Limarasara.
Perang jilid 2 terjadi lagi antara Gathotkaca lawan Dursala.
Keteteran Dursala segera merapal mantra Aji Limarasara , terpaan angin kencang mengeluarkan uap berbisa kembali menghantam Gathotkaca.
Namun kali ini Gathotkaca tak bergeming diterjang Aji Limarasara , justru sebuah hantaman menggelegar daya Aji Naranthaka menghantam Dursala.

Dursala terjerembab ,seketika tewas dengan kepala hancur terkena daya magis Aji Naranthaka. Dursasana dan kerabat Kurawa berkabung dengan tewas Dursala , yang sangat digadang - gadang jadi andalan Kurawa.

Resi Dursila Gangga dituntut oleh Sengkuni untuk menandingi Gathotkaca .
Ketika hendak menantang Gathotkaca , Resi Dursila Gangga dihadang Anoman .
Duel lah kedua nya , Resi Dursila Gangga di hantam Aji Maundri berubah wujud jadi Gadha Yitma / raksasa dari Setra Gandha Mayit anak buah Bethari Durga.
Lalu kabur , kalah lawan Anoman dengan daya menakutkan Aji Maundri.

Sementara di Amartha pasukan dari Parang Kusuma menggempur .
Sebelum nya Bathara Kathong dan Resi Dewanthaka , dibuat babak belur oleh kesaktian Wisanggeni .
Dan mengalihkan buruan ke Amartha yang dianggap kekuatan nya berkurang ditinggal Antarejo , Antasena dan Gathotkaca .

Wrekudara , Arjuna , Setyaki yang sedang mengawal Prabu Kresna  dikalahkan oleh Bathara Kathong dan Resi Dewantaka.
Beruntung Pandhawa memiliki Ki Lurah Semar Badranaya , meski hanya sebagai pengasuh / pamomong namun sejati nya dia adalah Dewa yang menyamar sebagai titah.

Diusap - usap nya kuncung ( rambut depan ) yang tersisa mengerucut , terbukalah mata bathin nya . Ki Lurah Semar tau bahwa Bathara Kathong dan Resi Dewantaka sejatinya adalah Bathara Guru dan Bathara Narada . Keduanya menyamar untuk menguji ketangguhan Pandhawa.
Terbongkar kedok nya setelah dicegat Semar kedua nya minta maaf dan kembali ke Suralaya.

Baru saja reda , keributan datang kembali dengan pasukan Kurawa dipimpin Sengkuni dan Karta Marma mengamuk . Mereka tak terima Dursala tewas oleh Gathotkaca.
Dengan sigap gagah berani Wrekudara melompat menghantam para perusuh , amukan sang Bima membuat Kurawa lari tunggang - langgang .

Negeri Amartha kembali aman tentram , para ksatria berkumpul dipimpin Prabu Punthadewa untuk memanjatkan doa.
Bahwa berbagai peristiwa yang menimpa agar para Pandhawa dan Putra Putri nya selalu diberi keselamatan.


Comments