Sesaji Rajasuya bagian kedua / tamat

Prabu Kresna, Arjuna, dan Wrekudara / Bima sampai lah di perbatasan negara Giribajra.
Niat mereka mewujudkan cita-cita mulia sesaji rajasuya dengan jalan menemui Jarasandho agar mau melepaskan 97 raja yang telah jadi tawanan Giribajra. 

Di perbatasan itu mereka menyelidiki, siapa Jarasandho dan negara nya. Kenapa begitu kuat bisa melumpuhkan 97 kerajaan, apa kelebihan nya ? Serta bagaimana cara menemui Jarasandho yang misterius.

Akhirnya mereka bertiga mulai menemui titik terang, setiap pemberontak yang ingin sembunyi -sembunyi masuk ke Giribajra untuk menyelamatkan raja nya yang jadi tawanan ada keanehan.


Tambur atau gendang besar yang berada di perbatasan berbunyi keras,padahal tak ada yang menabuh/memukul. Maka prajurit Giribajra pun segera tau kalau ada musuh atau penyelundup.

Prabu Kresna penasaran dan menyuruh Arjuna untuk memanah tambur itu,sebelum masuk ke Giribajra.


Dasar sang Arjuna pemanah yang ulung, bisa di bilang panah yang di lepaskan selalu tepat sasaran. Begitu juga kali ini panah nya kyai pasopati tepat menemui sasaran sehingga membuat  hancur tambur tersebut. 

Tetapi ada keanehan terjadi, hancur nya tambur memunculkan sosok manusia berpakaian ala raja.


Raja tersebut mengenalkan diri sebagai prabu Brehidhata, dan mengucapkan terima kasih atas kedatangan prabu Kresna, Wrekudara, dan Arjuna.

Prabu Brehidhata menceritakan bahwa diri nya ayah kandung Jarasandho. Di jelaskan dulu diri nya ingin sekali punya anak,karena sudah lama menikah tapi tak juga di karuniahi momongan.

Kedua istri nya belum juga menunjukkan tanda- tanda kehamilan membuat prabu Brehidhata masuk hutan dan bertapa di puncak gunung.

Dalam semedi nya prabu Brehidhata di temui sanghyang lodra atau dewa kegelapan. Sanghyang lodra memberi buah mangga ( pelem = bahasa jawa ) agar di berikan kepada istri nya supaya cepat hamil.

Pelem Dimbaka Warna sebutan buah mangga tersebut segera di bawa pulang untuk di berikan pada istri nya.

Tapi prabu Brehidhata bingung karena buah mangga cuma satu sementara istri nya dua orang. Dengan inisiatif sendiri akhirnya buah nya di belah jadi dua, agar setiap istri dapat bagian yang sama.

Benar juga beberapa saat kemudian kedua istri prabu Brehidhata sama-sama hamil.
Dan ketika istrinya melahirkan kesedihan kembali menimpa, kedua istrinya melahirkan bayi yang tak sempurna layak nya bayi pada umumnya.


Permaisuri melahirkan bayi yang cuma separuh badan nya,begitu juga istri kedua. 
Akan tetapi bayi - bayi tersebut hidup semua.

Karena kecewa sekali dan malu, bayi - bayi itu di buang ke hutan oleh prabu Brehidhata.

Baca juga : Sesaji Rajasuya bagian pertama

Nampaknya di hutan itu ada ratu jin /peri bernama Jara yang tak punya anak.
Dengan kesaktian nya peri Jara meruwat bayi tersebut di satukan menjadi normal layak nya manusia yang lengkap.

 Walaupun sebagian badan bayi itu berwarna hijau seperti buah mangga yang masih muda dan sebagian tubuh nya berwarna kekuningan layaknya buah mangga yang sudah masak.


Bayi tersebut di beri nama Jarasandho ,sandho artinya anak ,Jarasandho = anak peri Jara.



Jarasandho diwarisi ilmu jin,dan juga punya prajurit para jin.
Setelah dewasa Jarasandho mencari ayah kandung nya ( prabu Brehidhata ).

 Besar dalam didikan peri jahat Jarasandho beringas dan sangat kejam dia menyimpan dendam pada ayahnya.

Maka prabu Brehidhata di bunuh dan kulit nya di jadikan tambur di letakkan di gapura perbatasan dengan di isi kesaktian tambur itu akan berbunyi bila ada orang yang masuk ke Giribajra. 

Demikian prabu Brehidhata menceritakan semua,dan meminta prabu Kresna, Arjuna, Wrekudara untuk menghentikan keangkaramurkaan Jarasandho. 

Singkat cerita setelah bertemu, Jarasandho menantang perang Wrekudara / Bima, karena di anggap nya yang paling sebanding gagah kekar dengan dirinya.


Yang sebelum nya Kresna memang memancing nya,bahwa ksatria harus tanding satu lawan satu dan pilihlah yang seimbang.

 Kresna paham hanya Bima yang mampu membunuh Jarasandho karena kesaktian kuku Pancanaka bisa membelah tubuh sang Jarasandho. 

Perang seru pecah, di hantam Gada Rujakpala berkali tersungkur Jarasandho hidup lagi seakan punya nyawa rangkap seribu.

 Sifat Bima yang pantang mundur dari perang sebelum musuh takluk menjadi adegan sangat seru.Di injak di benturkan pohon dan batu hancur kepala nya pun Jarasandho hidup lagi.

Akhir nya Bima menggunakan kesaktian Kuku Pancanaka nya,di belah nya Jarasandho seperti yang di ceritakan prabu Brehidhata bahwa asal usul Jarasandho adalah dua pasang badan tak sempurna. Benar juga Jarasandho gugur dengan cara ini.

Bima pun melepaskan 97 raja yang jadi tawanan Jarasandho.  Para raja yang di tolong bertanya dengan cara apakah membalas budi pada Bima yang telah menyelamatkan nyawa mereka, juga mendapatkan negara nya kembali?


Bima hanya minta kesediaan para Raja untuk datang dan menyaksikan ritual Sesaji Rajasuya yang di gelar kakak nya, prabu Punthadewa.

Tentulah semua raja menyanggupi,hingga akhir nya dengan di tambah undangan prabu Duryudana dari Hastina, Kresna sendiri, juga prabu Baladewa Sesaji Rajasuya terlaksana dengan sukses.
Sesaji Rajasuya ada yang mengartikan Penobatan Raja Agung yang di saksikan Seratus Raja.

                  Tancep kayon!
                       Tamat 

Comments