Mengenal sosok punakawan

Sosok punakawan dalam wayang kulit di hadirkan selain untuk menghidupkan cerita juga banyak terkandung filosofi di dalam nya.
Dalam versi wayang kulit gagrak Yogyakarta dan Surakarta, tokoh punakawan ada empat antara lain:

Ki Lurah Semar Badranaya:


Di kisah kan ki lurah Semar sejati nya seorang dewa yang sangat tampan bernama Sanghyang Ismaya. 
Juga beristrikan bidadari / dewi Kanestren. 

Demi tugas mulia mereka berpisah, Sanghyang Ismaya turun ke tanah jawa menjelma sebagai rakyat jelata.  
Merubah wujud nya berbadan gembul, gigi nya depan tinggal satu, rambut nya Kuncung menghadap ke atas: ada makna filosofi nya hendak nya manusia menyembah Yang di atas atau Yang Maha Esa.

Sanghyang Ismaya juga merubah nama nya menjadi Semar Badranaya, dan mengabdikan diri sebagai pengasuh atau pamong / pamomong ksatria jawa yang berjuang di jalan keutamaan atau kebenaran.

Sedangkan istri nya dewi Kanestren di kahyangan merubah wujud nya menjadi
bunga atau sekar (dalam bahasa jawa).
Di kenal dengan nama Sekar pudhak tunjung biru. Dengan tujuan mengamati tugas -tugas para dewa, apakah bisa berlaku adil dan bijak kepada seluruh mahkluk.

Semar Badranaya yang mengabdi pada Resi Manumasa / Manumayasa leluhur Pandhawa, hingga para keturunan Pandhawa.
Tinggal di dusun Karang kadhempel atau Klampis ireng dan menjadi pamong ( lurah desa).

Ada yang menyebut dusun Klampis ireng karena di tengah desa terdapat pohon klampis yang berwarna ireng atau hitam.

Di gambarkan oleh para dalang padukuhan Karang kadhempel, dusun yang damai ayem tenteram, asri dan sejuk.
Penduduk desa nya guyub rukun, suka bergotong -Royong, giat bekerja, padi dan tanaman nya subur makmur di lembah yang dikelilingi perbukitan.

juga kesenian maju pesat, warga nya. suka olah seni dan karawitan termasuk ki lurah Semar beserta anak-anak nya.
Itu bisa tergambar dalam beberapa adegan saat salah satu di landa kesedihan, akan hilang setelah di hibur yang lain dengan gegojegan ( bersenandung dan bermusik).
Maka yang bersedih akan ceria lagi bahkan ikut larut bersenang -senang melupakan masalah nya.

Gareng 


Adalah anak angkat Semar yang pertama. 
Sosok Gareng  di gambarkan kurus kecil, kaki nya pincang sebelah kiri di artikan : tidak mau melakukan jalan yang menyimpang dari aturan, selalu memilih jalan kanan atau kebenaran. 
Tangan kiri cacat diartikan: tidak mau mengambil apapun yang bukan hak nya atau milik orang lain.

Petruk Kanthong bolong


Dinamakan Kanthong bolong (kantong kosong) diartikan: Petruk tidak pelit suka berbagi pada sesama sehingga setiap punya rezeki selalu di bagi -bagi.
Petruk juga di kenal cerdik dan berwawasan luas sehingga sebagai rakyat biasa pintar menyikapi masalah, tak mudah menerima hasutan.  Bisa memberi kenyamanan bagi warga kecil seukuran nya.

Bagong


Bagong sangat humoris, lidah nya yang cedal diartikan : tidak suka bertutur kata buruk,selalu menjaga lisan nya agar tak menyakiti sesama manusia. 
Dalam pembicaraan serius pun Bagong selalu bercanda arti nya; hendak nya setiap masalah di selesaikan dengan kepala dingin dan di hadapi dengan ceria penuh semangat. 



Kesetiaan seorang ki lurah Semar untuk mengasuh ksatria yang membela kebenaran telah teruji. Dalam lakon / kisah Anoman takon Swarga, ketika itu Semar di paksa untuk mengasuh para Kurawa.
Di tolak nya tegas meski saat itu di paksa raden Arjuna dengan cemeti kyai pamuk,yang saat itu Arjuna terkena tipu daya resi Widarba guru para Kurawa. Semar memilih mati daripada harus berpihak ke Kurawa,walau pada akhir nya tak ada yang sanggup membunuh Semar.

Lakon paling seru saat Semar jadi rebutan dua kubu ksatria pembela kebenaran. 
Rama wijaya mengutus Lesmana Widagdo memboyong ki lurah Semar ki negeri nya Panchawati.Sementara Pandhawa enggan merelakan Semar di boyong, maka Semar mengadakan sayembara : Siapa yang bisa membawa Sekar pudhak tunjung biru kehadapan nya dalam keadaan utuh dia yang akan di ikuti nya.

Perang antara Arjuna dan Lesmana akhir nya terjadi saling berebut bunga tersebut. Akhir nya masing -masing hanya bisa menghadirkan tak utuh kepada Semar
.Arjuna mendapatkan vas nya Lesmana  mendapatkan bunga nya.

Maka setelah di satukan bunga dan vas nya oleh Semar berubah wujud jadi dewi Kanestren.  Yang menjelaskan bahwa menurut para dewa darma ksatria Panchawati sudah selesai karena angkara murka Rahwana telah berhasil di tumpas prabu Rama wijaya beserta pasukan nya.
dan saat nya di gantikan ksatria Pandhawa, maka Rama wijaya pun menyerah sepenuhnya darma ksatria pada Pandhawa untuk menciptakan kedamaian semesta. 
Rama wijaya beserta pengikutnya pun mukswa setelah mewariskan kekuatan nya pada Pandhawa.  Mukswa sendiri diartikan masuk syurga beserta wadag nya ( jasad nya hilang / tak di temukan di muka bumi) 



Comments