Sadewa gugat

Lakon ini mengisahkan tentang Sadewa yang menagih janji pada Prabu Salya.
Semasa kecil Sadewa & Nakula pernah dijanjikan oleh Prabu Salya dari Kerajaan Mandharaka , jika kelak kedua nya telah dewasa akan diberikan warisan wilayah negeri Mandharaka.
Walaupun tidak dijelaskan secara rinci berapa luas nya?

Nakula & Sadewa memang punya hak atas negeri Mandharaka , mengingat ibu kandung nya Dewi Madrim adalah adik kandung Prabu Salyapati atau Narasoma ( nama semasa muda ).
Sama - sama Pandhawa Lima , satu ayah tapi beda ibu dengan Arjuna , Wrekudara , dan Punthadewa.
Ketiga saudara nya tersebut lahir dari Dewi Kunthi Nalibratha.

Janji terucap kala sebelum gugur dalam perang Pamukswa Prabu Pandhu , menitipkan  pada Prabu Salyapati agar kedua keponakan ( Nakula & Sadewa ) dibimbing.
Sumpah terucap karena saking tak tega nya Prabu Salya melihat kedua keponakan nya itu masih kecil - kecil, saat ayah nya gugur.



Namun hingga Sadewa & Nakula dewasa sudah memiliki Kasatrian Sawojajar & Bumiretawu , belum juga janji ditepati oleh Prabu Salya.
Guna menjaga wibawa Prabu Salyapati dan Negeri Mandharaka, Sadewa menagih janji.
Bukan karena nafsu duniawi semata.

Baca juga : Adon - adon Rajamala


Tanpa meminta persetujuan kakak - kakak nya ( Arjuna , Wrekudara, dan Punthadewa ) terlebih dulu. Sadewa mengutus Ki Lurah Petruk & Bagong untuk menanyakan kepada Raja Mandharaka , kapan diri nya diberikan warisan?
Sebab justru Prabu Salya telah mengundang para menantu nya : Prabu Duryudhana , Prabu Baladewa , dan Narpati Karno untuk merundingkan harta waris Mandharaka.

Dihadapan Prabu Salya , Petruk menyampaikan apa diinginkan R Sadewa pada sang raja Mandharaka.
Tetapi Prabu Duryudhana yang juga hadir di pisowanan , dengan keserakahan nya menentang keras keinginan Sadewa.
Bahkan sepulang nya dari hadapan Prabu Salya  , Petruk dikejar para Kurawa lain nya untuk dibunuh.

Beruntung Petruk dilindungi Prabu Baladewa. Dalam perdebatan panjang dengan Duryudhana , Petruk disuruh menyampaikan pada Sadewa bahwa : jika Sadewa bisa menghadirkan saksi Prabu Pandhu dan Dewi Madrim , maka Sadewa berhak atas seluruh negeri Mandharaka.
Keinginan yang seperti nya mustahil terlaksana , hanya akal - akalan Duryudhana pimpinan Kurawa saja?
Mengingat Prabu Pandhu dan Dewi Madrim sudah meninggal dunia sejak Sadewa anak - anak.

Petruk akhir nya menceritakan masalah ini kepada Arjuna , Wrekudara , dan Punthadewa.
Mendengar cerita dari Petruk , Wrekudara dan Arjuna marah besar pada Nakula & Sadewa . Menurut nya kedua adik nya memalukan , meminta warisan pada Mandharaka sedangkan Negeri Amartha kerajaan besar dan Nakula serta Sadewa pun sudah punya Kastrian hasil kerja keras kakak nya babat Alas Mertani.
Maka diusirlah Sadewa , oleh kedua kakak nya.

Ki Lurah Semar tak tega melihat Sadewa diusir segera menyusul disertai ponokawan lain nya ( anak - anak Semar ).
Dalam perjalanan tanpa arah menyusuri hutan Nakula & Sadewa , dirundung kesedihan mendalam.
Ki Lurah Semar , selalu menasehati dan menyemangati momongan nya.

Dia menuturkan pada bendhoro nya , bahwa bukan kali ini saja Putra Pandhawa mendapatkan penderitaan. Namun selalu bisa mengatasi berkat doa dan ketulusan hati dengan penuh kesabaran untuk melewati setiap cobaan.
Bahkan Ki Lurah bercerita , banyak hal yang seharus nya tak mampu dilewati manusia biasa tetapi bisa dilewati oleh Pandhawa.
Contoh nya saat membuat perdikan di hutan Mertani ,pada akhir nya Pandhawa dianugrahi Kerajaan Amartha dari alam jin menjadi Kerajaan nyata di alam manusia.

Dalam perjalanan yang semakin jauh , bertemu lah Sadewa dan para abdi nya dengan pasangan suami - istri yang sedang mengembara ( bertapa Ngrami ).
Suami istri tersebut menceritakan , bahwa setelah puluhan tahun menikah belum juga dikaruniahi anak.
Maka menawarkan pada Sadewa agar bersedia menjadi anak angkat nya?

Pasangan tersebut juga berjanji akan membantu apa saja masalah yang dihadapi Sadewa , asal Sadewa mau menjadi anak angkat nya.
Ki Lurah Semar dengan sangat meyakinkan membujuk agar R . Sadewa bersedia menerima tawaran Petapa tersebut.
Seakan Semar mengetahui sesuatu namun disembunyikan , hanya nampak dari raut muka nya tersirat rahasia.

Setelah bersedia Sadewa bercerita semua tentang kisah nya , hingga diri nya bertemu di hutan dengan ayah - ibu angkat nya.
Kedua Petapa yang mengaku bernama Ki Demang Sukma Lelono dan Nyi Demang Sukma Lelono , mengajak Sadewa ke Mandharaka menemui Prabu Salya sekaligus menyanggupi tantangan Duryudhana .
Lagi - lagi Ki Lurah Semar meyakinkan Sadewa agar menuruti keinginan Sang Demang.

Singkat cerita rombongan R.Sadewa menghadap Prabu Salya , kebetulan juga Duryudhana hadir dalam pisowanan saat itu.
Lagi - lagi dengan tegas Duryudhana menantang Sadewa , untuk menghadirkan saksi ayah dan ibu kandung nya maka seluruh negeri Mandharaka boleh dimiliki nya . Bukan hanya sebagian kecil saja , sesusi janji Prabu Salya.

Ki Demang memangkas omongan Duryudhana , dialah yang akan menyanggupi tantangan Duryudhana .
Hanya tertawa mengejek Duryudhana mendengar orang tua tersebut.
Tiba - tiba Nyi Demang memanggil Prabu Salya dengan sebutan Kakang Mas , dan menyuruh Prabu Salya menggunakan indera batin nya siapakah yang dihadapan nya.

Sontak kaget semua yang hadir dalam pisowanan , kecuali Ki Lurah Semar yang memang waskita ing paningal ( mata batin nya tajam ).
Berubah lah dalam sekejap sosok Ki Demang & Nyi Demang menjelma Prabu Pandhu & Dewi Madrim .
Tangis haru pun pecah dalam pisowanan , kecuali Duryudhana yang menerima malu dan segera kabur.

Prabu Salya terisak - isak , menyesali apa yang telah terjadi. Di hadapan Pandhu & Madrim dia bersumpah , jika saat nya di sudah tak mampu lagi memimpin Mandharaka maka tahta dan seluruh harta Negeri Mandharaka sepenuh nya diserahkan ke Sadewa & Nakula seutuh nya.

Tancep Kayon !









Comments