Gandhamana Luweng

Ksatria dari Pancala Gandhamana karena kecakapan nya diangkat menjadi Patih Hastina,oleh Prabu Pandhu.

Harya Suman yang sudah lama mengabdi di Hastina merasa iri atas pengangkatan kedudukan Patih,yang di anugerah kan kepada Gandhamana.

Apalagi Harya Suman adalah adik kandung Dewi Gendhari. Menurutnya dia lah yang lebih pantas menjabat Patih,dan Gandhamana cukup jadi punggawa biasa.

Setiap saat Harya Suman terus mencari kesempatan untuk menyingkirkan Gandhamana ,didasari rasa iri yang tak berkesudahan.

Kesempatan itu datang ketika Prabu Pandhu mengutus Gandhamana, Harya Suman ,dan beberapa pengawal nya ke Pringgodhani.

        Gandhamana ( Gagrak Surakarta )


Raja Pringgodhani,Prabu Tremboko yang juga murid dari Prabu Pandhu sudah lama tidak menghadiri Pisowanan / jamuan di Hastina .

Sebagai murid sekaligus hubungan antara kedua Kerajaan tersebut yang terjalin sangat baik , Prabu Pandhu merasa perlu mengetahui ada apa gerangan ? Ketidak hadiran Prabu Tremboko berturut - turut , sehingga mengirim utusan kesana.

Sesampai di Priggodhani rombongan kecil utusan dari Hastina disambut baik oleh Prabu Tremboko di istana nya.

Prabu Tremboko menjawab alasan diri nya sudah lama tak sowan ke Hastina , yang ditanyakan Prabu Pandhu melalui Patih Gandhamana.
Bahwa negeri nya Pringgodhani sedang dilanda Pageblug ,banyak kawula nya yang mendadak sakit dan sulit disembuhkan .
Kemarau panjang ,kekeringan melanda ,dan banyak lagi keadaan yang tak di inginkan melanda.

Baca juga :Lakon Rama Tambak


Sehingga Prabu Tremboko memilih tetap di Pringgodhani mementingkan urusan negeri nya yang morat - marit.

Prabu Tremboko sebagai murid juga mengucapkan terima kasih atas perhatian Prabu Pandhu kepada nya.
Dengan tidak meninggalkan rasa hormat ,dia pun menulis surat kepada guru nya yang dititipkan kepada Patih Gandhamana.

Jelas dan gamblang sudah apa yang ingin diketahui Prabu Pandhu ,telah terjawab maka Patih Gandhamana beserta rombongan minta pamit pulang ke Hastina.

Dalam perjalanan pulang akal licik Harya Suman mulai diputar , dia mengajak Gandhamana berburu di hutan.

Usulan yang membuat Gandhamana tertarik,dan bersedia mengikuti ajakan Suman. Asyik berburu hingga terlena surat dari Pringgodhani berhasil di ambil oleh Suman.

Surat yang sebenarnya isi nya sangat baik itu , di buang oleh Harya Suman diganti tulisan penuh caci maki.
Selanjutnya Harya Suman pun menulis surat balasan dengan kata - kata yang tidak pantas ,ditujukan kepada Prabu Tremboko seolah itu tulisan Prabu Pandhu.

Kemudian Suman mengutus pengawal nya segera kembali ke Pringgodhani untuk mengantar surat tersebut.

Prabu Tremboko marah besar merasa dihina serendah - rendah nya diri serta negeri nya .
Dia percaya begitu saja surat itu tulisan Pandhu ,segera Tremboko mengirim pasukan untuk menggempur Hastina.

Sigap beringas pasukan raksasa Pringgodhani menerobos hutan menuju Hastina.

Patih Gandhamana yang sempat menginap di hutan sehabis  keasyikan berburu baru sampai ke Hastina , tersusul oleh pasukan Pringgodhani .

Tanpa banyak kata langsung menyerang Gandhamana ,Suman,dan penggawal nya.
Kalah banyak dan kalah besar yang dihadapi prajurit raksasa .
Gandhamana terdesak hingga ke pinggir tebing curam , yang dibawah sana jurang sangat dalam menganga .

Saat Gandhamana sedang kepayahan kesempatan itu diambil oleh Suman ,untuk mendorong Gandhamana agar terperosok ke jurang.

Nahas  Gandhamana benar - benar terperosok ,Harya Suman lalu berlari ke Hastina dan meyakini Gandhamana tewas tercebur ke jurang yang sangat dalam.

Rupanya nasib baik masih dimiliki Gandhamana , dia tersangkut diakar pohon yang menjuntai ke bibir jurang .
Dalam keadaan tak berdaya seorang pertapa  yang dijuluki Begawan Landak Seto menyelamatkan nya.

Setelah bugar kembali dan mengucapkan banyak terima kasih , Gandhamana segera berpamitan pada Sang Begawan untuk pulang ke Hastina.

Di dalam hati nya Gandhamana meyakini semua masalah ini timbul berkat ulah Suman. 

Sesampai nya di Kepatihan Gandhamana makin emosi , melihat istri nya mati bunuh diri akibat mendengar Gandhamana suami nya tewas tercebur jurang.

Maka Suman yang masih di Kepatihan sehabis menyampaikan kabar , segera di hajar tanpa ampun oleh Gandhamana .

Kemarahan Sang Patih sudah memuncak , Harya Suman di hajar hingga mengalami cacat seumur hidup. Wajah nya hancur jadi buruk rupa.
Oleh Gandhamana , Harya Suman pun dijuluki Sengkuni ( Songko Uni - Uni  ) .
Dalam bahasa jawa , semua terjadi berkat omongan yang ngawur dari Sengkuni jika di artikan.

Tak terima dianiaya Gandhamana , Sengkuni melapor pada Prabu Pandhu minta pengadilan.

Pandhu mengambil keputusan :
Gandhamana dianggap bersalah , diluar perikemanusiaan menghakimi hingga Harya Suman cacat permanen.

Jabatan Patih Hastina di copot,dan diberikan ke Sengkuni sebagai pengganti nya.
Prabu Pandhu membebaskan pilihan pada Gandhamana untuk tetap mengabdi di Hastina sebagai kawula biasa, atau hengkang .

Gandhamana secara ksatria berterima kasih, minta maaf sekaligus pamit kepada Pandhu, bahwa dia lebih baik pulang ke Pancala daripada hidup satu kerajaan dengan orang licik ,julik, penuh tipu daya yaitu Sengkuni.

Namun Gandhamana pulang dengan sumpah serapah , dia mau menonton dari Pancala tanah kelahiran nya.
Bakal jadi apa Kerajaan Hastina tanpa Gandhamana.

Cerita diatas sengaja dibuat ringkas, sebagai hiburan semata.
Jika sesuai pakem asli ,saya tidak berani justru untuk menulis nya.
Karena bukan ahli kasusatraan jawa, ada yang jauh lebih berkompeten untuk menyampaikan kepada pembaca.
Terima kasih....





Comments