Lahir nya Gathotkaca

Para Pandhawa dan kerabat nya prabu Sri bathara kresna dan terutama Wrekudara atau Bima dan istri nya dewi Arimbi sedang dirundung keprihatinan,mereka berkumpul dan berdoa minta pertolongan Yang Maha Esa. Bahwa sudah 16 hari bayi yang lahir dari rahim Arimbi belum bisa di potong tali pusar nya.

Sudah banyak senjata sakti digunakan tapi tak ada yang berhasil memotong tali pusar raden anom / Tetuka. Datang lah hwang bathara Naradha utusan bathara Guru untuk mencari jago kahyangan. 

Bathara Naradha sengaja datang ke Pringgodani menyusuri cahaya yang menembus langit, dan ternyata berasal dari para ksatria yang sedang khusuk berdoa.

Baca juga : Janturan kahyangan suralaya

Hywang Naradha memberi tau bahwa tali pusar jabang Tetuka bisa di putus oleh senjata kuntha wijayandhanu. Senjata itu milik adipati Karna, padahal sejatinya akan di berikan pada Arjuna waktu itu namun salah 

Kemudian Bima mengutus Arjuna meminjam senjata itu pada adipati
Setelah bertemu Karna, Arjuna mengutarakan maksudnya. Adipati Karna 

Arjuna ingin segera tidak mau menunggu lama, hingga terjadi perkelahian memperebutkan kuntha wijayandhanu.

Adipati Karna lari setelah Arjuna berhasil mendapatkan warangka / sarung dari senjata itu. Atas nasehat ki lurah Semar Badranaya biarpun cuma war

Benar juga dengan warangka itu akhirnya tali pusar raden anom bisa putus, tapi berbarengan pula hilang warangka itu menyatu ke tubuh jabang bayi tetuka.


Yang artinya nanti suatu saat matinya anak tersebut oleh senjata kuntha. Dalam bahasa jawa ada istilah culika manjing warangka  atau senjata menyatu ke sarung nya.





Kemudian Naradha bercerita bahwa di kahyangan sedang ada prahara, patih Sekipu utusan raja Kala pracona menggempur kahyangan meminta bidadari untuk  dipersunting raja nya. Dan semua dewa tak ada yang sanggup menandingi Sekipu.


Bayi Tetuka inilah yang nantinya di jadikan jago untuk mengalahkan patih Sekipu. Setelah meminta ijin maka di bawalah bayi tersebut ke kahyangan, juga Wrekudara, Kresna diajak nya beserta punakawan.

Tapi ternyata bayi itu tewas di tangan Sekipu, lalu Bathara Guru menyuruh agar di cemplungkan jasadnya ke dalam kawah candradimuka. Kemudian semua dewa diminta memasukkan senjata kahyangan kedalam kawah. 

Muncul dari kawah pemuda gagah hasil gemblengan para dewa. Bathara Guru memberikan tambahan senjata pada nya berupa : caping basunandha, trompah pandukacerma,sumping suket kalanjana siti dan kotrang antrakesuma.


Dan memberi nama pemuda itu Gathotkaca karena wibawa dari kotrang antrakesuma : dada nya seperti kaca yang terkena pantulan sinar / menyilaukan.

Wrekudara memberi nama Arimbi atmadja = anak dewi Arimbi.
Kresna menamai nya : pangeran Purbaya berarti mampu mengentaskan dari bahaya.


Kyai Semar menjuluki : pangeran Garundhaya = bisa terbang laksana garuda.
Petruk menamakan : raden Krincing wesi = badan nya keras seperti besi.

Akhirnya berangkat Dyan Gathotkaca menghentikan pasukan raksasa yang mengamuk di kahyangan, menuntut di beri bidadari / widhodari.


Duel sengit terjadi melawan patih Sekipu, dalam pementasan wayang kulit setiap dhalang memainkan Gathotkaca dengan ciri khusus saat perang.
Ciri yang sangat kental = gerak tangan Gathotkaca sangat gesit, menelikung dan menghantam lawan.

Patih Sekipu terdesak, dan mengeluarkan ajian andalan nya yaitu : aji dengen putra.
Khasiat nya bila mantra di rapal Sekipu,  medan perang udan butho / raksasa datang tiada henti laksana hujan memenuhi medan perang.

Gathotkaca keteteran di keroyok ribuan raksasa, dia pun memakai sumping suket kalanjana siti.

Daya magis nya dia bisa melihat alam jin,ya sebenarnya raksasa yang mengeroyok nya cuma tipu daya jin.


Seketika Gathotkaca melesat ke awan dan melihat patih Sekipu, secepat kilat turun menjambak rambut nya dan memelintir leher Sekipu. Patih Sekipu tewas di tangan Gathotkaca.

Mendengar patih Sekipu tewas, raja Kala pracona marah besar dan maju menghadang Gathotkaca.
Kala pracona pun gugur melawan Gathotkaca, karena kesaktian Kala pracona masih jauh di bawah Sekipu yang memang andalan nya.

Kahyangan pun jadi tenteram kembali,Gathotkaca pun kembali ke Pringgodani dan kelak dinobatkan menjadi raja muda di Pringgodani dengan gelar pangeran Anom Harya Gathotkaca, Garundhaya, Purbaya, Arimbi atmadja.





Comments