Kangsa dewa adalah anak dari prabu Garawangsa raja dari Gua barong. Lahir dari rahim dewi Maerah permaisuri prabu Basukunthi ( Basudewa ) mengapa bisa demikian? Begini awal kisah nya :
Sejak masih gadis dewi Maerah, prabu Garawangsa telah mendambakan nya untuk di jadikan permaisuri kerajaan Gua barong.
Sementara dewi Maerah lebih memilih prabu Basudewa raja Mandhura tentunya, karena prabu Garawangsa raksasa dan seluruh warganya juga para raksasa.
Meskipun telah resmi menjadi permaisuri Mandhura, cinta Garawangsa pada dewi Maerah belum pupus malah makin membara.
Akhirnya ada kesempatan juga prabu Garawangsa melaksanakan niat nya.Saat itu dewi Maerah meminta prabu Basudewa untuk menyediakan rusa hasil buruan sendiri.
Maka dituruti lah keinginan permaisuri, prabu Basudewa pun berangkat kehutan beserta beberapa pengawal untuk berburu rusa.
Maka dituruti lah keinginan permaisuri, prabu Basudewa pun berangkat kehutan beserta beberapa pengawal untuk berburu rusa.
Prabu Garawangsa dengan kesaktian nya merubah wujud nya seperti prabu Basudewa, kemudian masuk ke kerajaan Mandhura dan menemui dewi Maerah.
Dewi Maerah sebenarnya agak heran mengapa suaminya cepat sekali pulang dan membawa hasil buruan.
Dengan alasan badan pegal dan letih prabu Garawangsa yang berhasil mengelabui dewi Maerah dengan wujud sebagai prabu Basudewa segera mengajak permaisuri untuk menemani keperaduan.
Dewi Maerah benar - benar terperdaya sehingga melayani prabu Garawangsa atau prabu Basudewa palsu layaknya suami istri.
Dengan alasan badan pegal dan letih prabu Garawangsa yang berhasil mengelabui dewi Maerah dengan wujud sebagai prabu Basudewa segera mengajak permaisuri untuk menemani keperaduan.
Dewi Maerah benar - benar terperdaya sehingga melayani prabu Garawangsa atau prabu Basudewa palsu layaknya suami istri.
Tak lama kemudian prabu Basudewa asli pulang berburu dan sangat kaget menemukan permaisuri nya di kedaton putri bersama orang yang mirip dirinya. Begitupun dewi Maerah kaget juga, mengapa di hadapannya ada 2 prabu Basudewa?
Tanpa pikir panjang prabu Basudewa asli menarik ke alun-alun Mandhura untuk bertanding.
Dalam perang tanding keduanya prabu Garawangsa terkena keris milik prabu Basudewa, dan segera melarikan diri mengingat luka nya cukup parah,dan juga tak mampu lagi menandingi prabu Basudewa.
Dalam perang tanding keduanya prabu Garawangsa terkena keris milik prabu Basudewa, dan segera melarikan diri mengingat luka nya cukup parah,dan juga tak mampu lagi menandingi prabu Basudewa.
Prabu Basudewa masih marah besar,dilandasi emosi yang tinggi dia menuduh dewi Maerah sengaja merancang semua kejadian ini.
Dia berpendapat jika permaisuri ingin rusa, bisa saja mengambil dari taman satwa Mandhura, atau cukup menyuruh prajurit untuk berburu ke hutan.
Dia berpendapat jika permaisuri ingin rusa, bisa saja mengambil dari taman satwa Mandhura, atau cukup menyuruh prajurit untuk berburu ke hutan.
Di utusnya adik nya Ugrasena untuk mengantarkan dewi Maerah sampai hutan perbatasan negari Mandhura.
Prabu Basudewa telah mengambil keputusan untuk mengusir dewi Maerah. Bukan itu saja Basudewa menitipkan keris yang terhunus pada Ugrasena untuk di bawa yang terkandung arti bahwa : dewi Maerah harus di bunuh setelah sampai di hutan.
Sesampainya di hutan pinggiran negari Mandhura, Ugrasena tidak tega membunuh dewi Maerah justru dia membuatkan gubug untuk sekedar beristirahat buat dewi Maerah yang terasing dan tak punya sanak saudara.
Setelah Ugrasena kembali ke Mandhura, prabu Garawangsa yang kepayahan mencari ramuan untuk menyembuhkan luka nya menemukan gubug yang di huni dewi Maerah.
Demikian juga patih Surathi mantra yang mendengar kabar ada geger di Mandhura segera mencari prabu Garawangsa dan bertemu di situ.
Demikian juga patih Surathi mantra yang mendengar kabar ada geger di Mandhura segera mencari prabu Garawangsa dan bertemu di situ.
Prabu Garawangsa menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada dewi Maerah. Dengan rendah hati dewi Maerah mau memaafkan kesalahan prabu Garawangsa.
Sebelum ajal menjemput prabu Garawangsa berwasiat kepada adik nya patih Surathimantra untuk memboyong dewi Maerah ke kerajaan Gua barong dan menjadikan nya Ratu.
Dan kelak jika dewi Maerah melahirkan bayi setengah raksasa agar diberi nama Kangsa dewa karena itu anak kandung nya.
Dan kelak jika dewi Maerah melahirkan bayi setengah raksasa agar diberi nama Kangsa dewa karena itu anak kandung nya.
Dikisahkan dewi Maerah akhirnya melahirkan putra kerajaan Gua barong yang di beri nama Kangsa dewa.
Kangsa dewa yang telah dewasa akhirnya mengetahui kisah tentang ayahanda nya prabu Garawangsa. Dia segera memerintahkan seluruh pasukan Gua barong untuk menuntut balas kematian ayah nya dengan menggempur perang kerajaan Mandhura.
Dalam pertempuran besar prajurit Mandhura yang di bawah komando prabu Basudewa dan adik - adik nya : Arya prabu, dan Ugrasena keteteran menandingi pasukan raksasa Gua barong.
Prabu Basudewa mengerti keadaan negeri nya sedang terancam, sementara dia punya 2 putra dan 1 putri yang masih kecil.
Untuk berjaga -jaga dari keadaan yang tak terduga dia menitipkan ketiga anak nya ke demang Antagopa, demang dari Widara kandang yang masih dalam wilayah negari Mandhura dan Antagopa di tuntut menyembunyikan identitas anak-anak prabu Basudewa dengan mengakui sebagai anak kandung nya sendiri.
Baca juga : Banjaran Sengkuni bagian kedua ( tamat )
Untuk berjaga -jaga dari keadaan yang tak terduga dia menitipkan ketiga anak nya ke demang Antagopa, demang dari Widara kandang yang masih dalam wilayah negari Mandhura dan Antagopa di tuntut menyembunyikan identitas anak-anak prabu Basudewa dengan mengakui sebagai anak kandung nya sendiri.
Baca juga : Banjaran Sengkuni bagian kedua ( tamat )
Sebelum bertambah semakin banyak korban dalam peperangan, prabu Basudewa menawarkan perdamaian dengan imbalan separuh kerajaan Mandhura yaitu wilayah Sengkapura dan mengangkat Kangsa dewa sebagai anak.
Perjanjian damai pun disetujui kedua pihak, Kangsa dewa beranggapan nanti bila prabu Basudewa wafat dialah yang akan mewarisi tahta negari Mandhura dan punya kekuasaan terhadap seluruh negeri.
Lama di tunggu - tunggu Kangsa dewa tanda tahta akan segera diwariskan belum juga ada. Kangsa tak sabar dan menciptakan kegaduhan, kecemasan pada seluruh negeri dengan siasat busuk.
Lebih lagi setelah Kangsa mendengar prabu Basudewa ternyata mempunyai putra kandung yang entah di sembunyikan di mana, dan kini putra -putri nya telah beranjak dewasa.
Lebih lagi setelah Kangsa mendengar prabu Basudewa ternyata mempunyai putra kandung yang entah di sembunyikan di mana, dan kini putra -putri nya telah beranjak dewasa.
Kangsa dewa memberikan dua pilihan kepada prabu Basudewa : untuk diadakan adu jago, tetapi jago nya manusia atau menyerahkan tahta segera.
Keputusan sulit harus di ambil prabu Basudewa bersedia menyanggupi permintaan adu jago,dan meminta waktu untuk mencari jago yang sepadan buat keraton kasepuhan mengingat jago yang di ajukan Kangsa dewa yaitu paman nya sendiri patih Surathimantra sangat sakti.
Di utusnya adik -adik Basudewa : Arya prabu dan Ugrasena mencari jago kasepuhan.
Di pinggiran hutan bertemu lah Arya prabu dengan raden Bratasena yang juga sedang mencari kakak nya Dwija kangko/ Puthadewa.
Arya prabu terkesima menemui pemuda gagah,tinggi besar,badan nya berotot nampak sangat kekar. Setelah saling sapa betapa kagetnya kedua nya ternyata Bratasena adalah keponakan nya sendiri.
Bratasena atau Bima anak dewi Kunthi talibrata, sedangkan dewi Kunthi anak kandung prabu Basukunthi yang juga ayah kandung Arya prabu. Prabu Basukunthi punya anak : Kunthi talibrata, Arya Ugrasena, Basudewa ( Basukunthi) dan Arya prabu.
Arya prabu terkesima menemui pemuda gagah,tinggi besar,badan nya berotot nampak sangat kekar. Setelah saling sapa betapa kagetnya kedua nya ternyata Bratasena adalah keponakan nya sendiri.
Bratasena atau Bima anak dewi Kunthi talibrata, sedangkan dewi Kunthi anak kandung prabu Basukunthi yang juga ayah kandung Arya prabu. Prabu Basukunthi punya anak : Kunthi talibrata, Arya Ugrasena, Basudewa ( Basukunthi) dan Arya prabu.
Arya prabu bertanya apakah Bratasena bersedia menjadi jago kasepuhan bertanding dengan taruhan negara Mandhura. Raden Bratasena bersedia mengingat seorang ksatria harus berbakti pada leluhurnya,apalagi dirinya sangat di butuhkan.
Sementara di kademangan Widara kandang anak angkat demang Antagopa, Rara ireng atau Bratajaya diam-diam berangkat ke kotaraja Mandhura untuk menonton adu jago.
Sebelum nya sudah minta ijin kakak nya Kakrasana namun tidak di ijinkan.Demang Antagopa pun cemas dengan ulah anak angkat nya terutama Narayana yang menanam beringin kurung ( kembar kanan kiri ) dan juga taman yang mirip pendapa kerajaan Mandhura.
Juga tersiar kabar Narayana sering menjadi begal / perampok meski hasil jarahannya di bagi-bagi pada warga yang kurang mampu.
Sebelum nya sudah minta ijin kakak nya Kakrasana namun tidak di ijinkan.Demang Antagopa pun cemas dengan ulah anak angkat nya terutama Narayana yang menanam beringin kurung ( kembar kanan kiri ) dan juga taman yang mirip pendapa kerajaan Mandhura.
Juga tersiar kabar Narayana sering menjadi begal / perampok meski hasil jarahannya di bagi-bagi pada warga yang kurang mampu.
Suasana alun -alun Mandhura sangat ramai penonton, adipati Sengkapura Kangsa dewa mengajukan jago kanoman patih Surathimantra.
Sedangkan keraton kasepuhan dengan jago raden Bratasena. Disepakati taruhan bur manuk ( negara beserta isinya harus di tinggalkan bagi yang jago nya kalah ).
Sedangkan keraton kasepuhan dengan jago raden Bratasena. Disepakati taruhan bur manuk ( negara beserta isinya harus di tinggalkan bagi yang jago nya kalah ).
Surathimantra patih sakti dan juga seorang raksasa, yakin menang dalam hati nya juga Kangsa dewa beserta punggawa nya berpikiran sama.
Di sisi lain prabu Basudewa cemas apakah Bratasena mampu menandingi? walaupun tau ayahanda Bratasena prabu Pandhu dewanata sangat sakti.
Lain hal nya dengan Bratasena sendiri dia sangat yakin menang. Ingat semasa kecil Bratasena mampu membunuh gajah antisura ( gajah dari kahyangan. ) yang ingin mati di bumi.
Dan pada waktu itu gading nya merasuk ke dalam dua kuku Bratasena juga seluruh kesaktian nya merintis keraga nya. Bratasena punya kekuatan 100 gajah apabila di rapal mantra nya.
Di sisi lain prabu Basudewa cemas apakah Bratasena mampu menandingi? walaupun tau ayahanda Bratasena prabu Pandhu dewanata sangat sakti.
Lain hal nya dengan Bratasena sendiri dia sangat yakin menang. Ingat semasa kecil Bratasena mampu membunuh gajah antisura ( gajah dari kahyangan. ) yang ingin mati di bumi.
Dan pada waktu itu gading nya merasuk ke dalam dua kuku Bratasena juga seluruh kesaktian nya merintis keraga nya. Bratasena punya kekuatan 100 gajah apabila di rapal mantra nya.
Duel sengit jadi tontonan yang sangat menarik di Mandhura, belum ada sebelumnya tontonan adu jago manusia.
Bratasena ambruk terkena pukulan telak Surathimantra, bersorak riuh para pendukung Sengkapura.
Arya prabu bergegas menghampiri Bratasena, aduh Bratasena apa kamu sanggup melanjutkan pertempuran?
Tenang paman Arya prabu aku belum kalah, aku siap bertaruh nyawa demi para leluhur.
Perang berlanjut sorak sorai kembali riuh. Tapi kali ini Surathimantra lengah, di jambak rambut nya oleh Bratasena sembari merapal mantra.
Keluarlah dari ibu jari Bratasena kuku Pancanaka, panjang laksana pedang sangat tajam dan sakti. Dengan sekuat tenaga di tancapkan ke dada Surathimantra.
Yang sebelumnya selalu kebal terhadap senjata badan Surathimantra, saat ini tak mampu menahan kesaktian kuku Pancanaka.
Keluarlah dari ibu jari Bratasena kuku Pancanaka, panjang laksana pedang sangat tajam dan sakti. Dengan sekuat tenaga di tancapkan ke dada Surathimantra.
Yang sebelumnya selalu kebal terhadap senjata badan Surathimantra, saat ini tak mampu menahan kesaktian kuku Pancanaka.
Jebol dada Surathimantra tembus jantung, darah bercucuran deras ambruk tewas seketika patih Surathimantra. Bersorak gembira warga Mandhura melihat jago nya menang.
Kangsa dewa sangat terpukul jago sekaligus paman nya sendiri patih Surathimantra gugur.
Kalap sang Kangsa dewa di tengah emosi yang memuncak di kagetkan di hadapan nya perempuan cantik dengan kulit hitam manis.
Tau inilah Bratajaya atau Roro ireng yang dia cari anak prabu Basudewa yang di sembunyikan,Kangsa berusaha membawa nya untuk di paksa menjadi istri nya.
Bratajaya tentu menolak gadis desa yang lugu ketakutan melihat ulah Kangsa dewa yang berangasan.
Kalap sang Kangsa dewa di tengah emosi yang memuncak di kagetkan di hadapan nya perempuan cantik dengan kulit hitam manis.
Tau inilah Bratajaya atau Roro ireng yang dia cari anak prabu Basudewa yang di sembunyikan,Kangsa berusaha membawa nya untuk di paksa menjadi istri nya.
Bratajaya tentu menolak gadis desa yang lugu ketakutan melihat ulah Kangsa dewa yang berangasan.
Bratajaya lari di kejar Kangsa dewa, beruntung bertemu kakaknya Kakrasana yang menyusul ke Mandhura.
Kakrasana pun melindungi adik nya dari Kangsa.
Kakrasana pun melindungi adik nya dari Kangsa.
Perang Kangsa dan Kakrasana tak terhindarkan. Kakrasana ambruk di gigit Kangsa dewa, lemah tak berdaya dalam cengkeraman Kangsa.
Ketakutan Bratajaya kian bertambah, kakak nya malah kalah dan nyawanya terancam. Dalam kekalutan hati nya muncul Narayana tiba - tiba,Bratajaya pun mengadu pada Narayana.
Melihat kakak nya Kakrasana akan di penggal kepala nya oleh Kangsa dewa, segera Narayana mengeluarkan senjata andalan nya panah Cakra baskara pemberian dewa Wisnu.
Melihat kakak nya Kakrasana akan di penggal kepala nya oleh Kangsa dewa, segera Narayana mengeluarkan senjata andalan nya panah Cakra baskara pemberian dewa Wisnu.
Emosi membutakan penglihatan Kangsa dewa sangat bernafsu akan membunuh keturunan Basudewa yang di yakini kelak mewarisi tahta Mandhura.
Sehingga Kangsa tak melihat panah yang secepat kilat menghantam lehernya. Bentuk yang menyerupai roda bergigi cakra baskara dan juga sangat sakti membuat seketika putus leher Kangsa dewa, ambruk tewas seketika sang Kangsa dewa.
Sehingga Kangsa tak melihat panah yang secepat kilat menghantam lehernya. Bentuk yang menyerupai roda bergigi cakra baskara dan juga sangat sakti membuat seketika putus leher Kangsa dewa, ambruk tewas seketika sang Kangsa dewa.
Akhirnya kerusuhan Mandhura berhasil di padamkan,alangkah senang nya prabu Basudewa beserta kerabat istana bertemu anak-anak kembali yang sudah menginjak dewasa. Juga keponakan Bratasena beserta saudara lain nya Pandhawa lima.
Kakrasana anak tertua dinobatkan menjadi raja Mandhura mewarisi tahta ayah nya dan bergelar prabu Basudewa atau Baladewa. Sementara Bima / Bratasena enggan menerima hadiah dia beranggapan sebagai ksatria sudah semestinya dharma bakti memerangi angkara murka tanpa pamrih.
Tancep kayon!
Tamat
Comments
Post a Comment